Dalam (Partial
Least Square-Stuructural Equation Modelling) PLS-SEM terdapat model pengukuran (outermodel)
dan model struktural (inner model). Outer model digunakan untuk
menentukan bagaimana variabel laten (konstruk) diukur sedangkan inner
model menunjukkan bagaimana keterkaitan variabel laten satu sama lain,
yaitu menunjukkan konstruksi dan hubungan jalur (Joseph F.
Hair et al., 2019).
a. Outer Model
Pengujian Outer
model digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas model (Ghozali
& Latan, 2020). Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan
spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya. Pengujian model
pegukuran dengan indicator reflektif menggunakan convergent validity,
composit reliability, discriminant validity dan Cronbach’s alpha.
1)
Convergent validity merupakan hubungan antara skor indikator reflektif dengan skor variabel latennya. Convergent validity diuji
dengan meliha nilai loading factor. Nilai loading factor harus diatas
0,7, disamping itu untuk pengujian validitas juga bisa menggunakan nilai AVE (average
varianance extcaacted) harus lebih besar dari 0,5 (Joseph F.
Hair et al., 2019).
2)
Discriminat validity menunjukkan perbedaan sebuah kostruk dengan
konstruk lainnya dengan standar empiris sehingga menetapkan validitas
diskriminan (Joseph F.
Hair et al., 2019). Untuk mengetahuinya dengan melihat nilai cross
loading dan Fornell Locker Criterion. Cross loading yaitu pendekatan
yang dinilai validitas diskriminan dari indikator harus lebih besar dari
perbedaan silang konstruksi lainnya. Sedangkan Fornell Locker Criterion
membandingkan akar kuadrat dari nilai AVE dengan korelasi varabel laten, akar
kuadrat AVE harus lebih besar dari korelasi tertinggi dengan konstruk lainnya.
Jika nilai akar kwadrat AVE setiap
konstruk lebih besar dari nilai korelasi antar kontruk dalam model
dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik (Ghozali
& Latan, 2020). Nilai discriminant validity
yang dianggap baik dan direkomendasikan adalah > 0,50 dan dapat digunakan
untuk menetukan validitas konfergen, sedangkan varian yang nilainya < 0,50
dinyatakan tidak valid secara konvergen.
3)
Composite reliability. Selain Convergent validity dan
discriminant validity, untuk mengukur reliabilitas konstruk juga bisa
menggunakan nilai Cronbach Alpha dan Composit Reabiliity (Ghozali & Latan, 2020). Sedangkan menurut (Joseph F. Hair et al., 2019). Rule of Thumb dari composit reliability yang
biasa digunakan adalah diatas 0,7 untuk penelitian confirmatory dan 0,6
– 0,7 untuk penelitian explanatory.
b. Inner Model
Inner model
dilakukan dengan teknik boostrapping. Tujuan evaluasi inner model adalah
untuk memprediksi hubungan antar variabel laten (Ghozali
& Latan, 2020).
1) Path
Coeficient
Koefisien
jalur atau path coefficient menunjukkan hubungan
antar variabel yang menjadi hipotesis penelitian (Joseph F.
Hair et al., 2019). Hubungan atau pengaruh antar variabel
dikatakan positif jika memiliki nilai original sample berada pada
rentang 0 – 1, sebaliknya dikatakan negatif jika nilai original sample anatara
-1 - 0. Adapun standar yang digunakan untuk mengukur signifikansi (two
tailed) adalah nilai t-statistik diatas 1,967 untuk taraf kesalanan 5 %.
Pengaruh atau hubungan antar variabel juga dapat dilihat dari nilai p-value,
jika nilai p-value lebih kecil dari 0,05 (p-value < 0,05)
, hipotesis diterima, dan jika lebih besar dari 0,05 (p-value > 0,05),
hipotesis ditolak.
2) R-square
(Coefficient of Determination)
Pengertian
R Square dan Adjusted R Square
Koefisien determinasi
(R Square) merupakan cara untuk menilai seberapa besar konstruk endogen dapat
dijelaskan oleh konstruk eksogen. Nilai koefisien determinasi (R Square)
diharapkan antara 0 dan 1.
Nilai R Square
sebesar 0,75, 0,50, dan 0,25 menunjukkan bahwa model kuat, moderat, dan lemah
(Sarstedt dkk., 2017).
Chin memberikan kriteria nilai R Square sebesar 0,67, 0,33 dan 0,19 sebagai
kuat, moderat, dan lemah (Chin, 1998 dalam Ghozali dan Latan, 2015).
Sedangkan Adjusted R
Square adalah nilai R Square yang telah dikoreksi berdasarkan nilai standar
error. Nilai Adjusted R Square memberikan gambaran yang lebih kuat dibandingkan
R Square dalam menilai kemampuan sebuah konstruk exogen dalam menjelaskan
konstruk endogen.
r-squqre merupakan ukuran kekuatan prediksi model
sebagai korelasi kuadrat aktual konstruk endogen tertentu dan nilai prediksi (Joseph F. Hair et al., 2019). Jika meliliki nilai 0,75 tergolong kuat,
nilai 0,50 tergolong moderat dan nilai 0,25 tergolong lemah.
3) Effect Size
Selain
menggunakan nilai f-square dari semua konstruk endogen, perubahan nilai f-square
saat nilai eksogen tertentu
dihilangkan dari model dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah konstruksi
yang dihilangkan berdampak substantif terhadap endogen kosntruksi (Joseph F.
Hair et al., 2019). Ukuran tersebut dinamakan efek (f2).
Nilai f2 0,02 kecil, nilai 0,15 menengah dan nilai 0,035
besar.
4) Blindfolding
and Predictive Relevance
Pada inner
model, jika nilai Q2 > 0
berarti bahwa variabel endogen menunjukkan prediksi relevansi yang baik untuk
konstruk eksogen. Ukuran perhitungan nilai Q2 sebesal 0,02 tergolong
lemah, nilai 0,15 tergolong sedang dan nilai 0,35 tergolong besar.
Komentar